Merantau #1: Sangatta Kota Apa?

Feb 28, 2019

Merantau #1: Sangatta Kota Apa?


Assalamualaikum

Ha? Sangatta? Sangatta itu apa sih? Ada dimana sih?
Yap, mungkin masih banyak di antara kalian yang belum tau tentang kota yang satu ini. Pun pemilik blog ini. Kalo bukan karena bapak kepala RT yang pindah kerja ke sini, mungkin sampe besok besok juga ndak akan tau kalo ada kota yang namanya Sangatta.

Sangatta atau Sengata ini adalah sebuah kota kecil di Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur. Merupakan kota tambang batu bara terbuka terbesar di dunia.

Apaaaah?
Kalimantan?
Ih ati-ati loh di Kalimantan. Begitu reaksi orang-orang waktu tau kita mau pindah ke Kalimantan.
Dalam bayangan tuh ya, Kalimantan itu masih hutan belantara, masih tanah merah, jauh dari peradaban. Takutlah awak pun.

Yak, Sangatta letaknya di bawah hidung sini gais..

Tapi ternyata tidak semenyeramkan itu loh, kawan-kawan.
Meskipun emang untuk sampe ke kota Sangatta butuh perjuangan.


Dari Jakarta kita harus terbang ke Balikpapan dulu. Bisa terbang dari Bandara Halim kalo ndak Soetta. Tergantung transportasi yang bakal dipake selanjutnya.
Btw, agak sebel juga sih tahun lalu tiket pesawat masih sekitar Rp700.000, kemudian naik jadi sekitar Rp900.000, sampe sekarang udah Rp1.300.000-an.
Pak Presiden tolongin akuuuuh..
Sedih akutuh..

 
Nah setelah nyampe Balikpapan, bisa lanjut naik pesawat kecil atau naik travel. Kalo naik pesawat kecil, jarak tempuh bandara SAMS Sepinggan ke bandara Tanjung Bara cuma butuh waktu sekitar  60 menit. Sedangkan kalo lewat jalur darat dari Balikpapan ke Sangatta bisa ngabisin waktu sekitar 8-10 jam.
Luar biasa, kan?

Bandara Tanjung Bara

Iya Bandara Tanjung Bara segini doang

Sayangnya walaupun lebih cepet, pesawatnya bukan untuk umum. Karena pesawat dioperasikan untuk keperluan karyawan PT. KPC (Kaltim Prima Coal). Biayanya sekitar Rp300.000 - Rp1.000.000-an. Tergantung hari apa terbangnya (hari rabu & kamis lebih murah), dan juga apa hubungan sama orang yang pesen tiket. Kalo istri/suami lebih murah dibanding orang tua atau saudara. Gitu.

Pesawatnya jenis twin otter yang cuma bisa angkut 19 orang dengan daya angkut tertentu. Makanya sebelum naik pesawat, penumpang bakal ditimbang bareng barang bawaannya. Kalo dirasa over, nanti barang kita bakal dibawa di penerbangan selanjutnya.
Pesawat ini cuma jalan 3 kali tiap hari kalo ndak salah dari Balikpapan. Dan 3 kali juga dari Tanjung Bara.

Boarding pass + soft earplugs ketika check in

Twin Otter punya Airborn

Boarding pass Hevilift (pengganti Airborn). Tetep dikasih soft earplugs tapi sebelum masuk ke pesawat.

Twin Otter punya Hevilift

Karena pesawatnya kecil, kita bisa ngintip pilot sama co-pilotnya di kokpit

Enaknya naik pesawat kecil, kita bakal disuguhin pemandangan super indah dari hutan Kalimantan yang masih sangat asri ditambah kelokan sungai terpanjang di Indonesia. Yang kalo anak kekinian liat pasti tangan gatel pengen bikin apdet sosial media. Sayangnya, semua alat elektronik harus dimatikan pas masuk ke pesawat. Dinon-aktifkan loh ya, bukan airplane mode. Kalo ketauan, langsung kena hazard report.


Sedangkan kalo naik travel, biayanya lebih murah. Sekitar Rp200.000-an dari Balikpapan. Ada banyak travel yang bisa dipilih, ada Helda Travel, Cendana, Miners, dll. Tinggal pilih yang sesuai sama waktu keberangkatan yang dimau aja. Tapi untuk yang naik travel kudu siapin obat anti mabok + plastik kresek soalnya bakalan ngerasain sensasi naik roller coaster terpanjang dan termenegangkan sepanjang Jl. Poros Samarinda - Bontang yang naik turun kanan kiri hutan dengan kelajuan sopir travel yang punya nyawa lebih dari satu.
Luar biasa.



Alhamdulillah akhir tahun kemaren bandara APT Pranoto Samarinda buka penerbangan dari dan ke Jakarta. Akhirnya yah..
Dengan harga tiket sekitar Rp1.500.000, dan travel Rp150.000 serta perjalanan roller coaster kurang lebih 4 jam kita bisa sampe ke kota tambang ini.




Asmaul Husna di sepanjang jalan Sangatta

Kota Sangatta dibagi jadi 2 bagian, Sangatta Selatan (Sangatta Lama) dan Sangatta Utara (Sangatta baru). Dibanding Sangatta lama, Sangatta baru relatif lebih maju dan rame karena merupakan pusat pemerintahan. Walaupun belum serame dan selengkap ibukota, tapi hidup Sangatta termasuk kota kecil yang nyaman dan tenang.


Termasuk zona Waktu Indonesia Tengah alias WITA yang notabene lebih cepet 1 jam dibanding Jakarta agak PR kalo pas lagi LDM.


Katanya di Sangatta masih banyak buaya dan hewan liar.
Katanya juga di Sangatta ndak ada penduduk asli, banyaknya pendatang dari Jawa, Sulawesi, Palembang, dsb. Itu sebabnya pertama kali datang ke Sangatta ndak berasa asing karena semua jajanan dan orang-orangnya pun banyak yang dari Jawa.
Di Sangatta pun banyak orang-orang pinter yang keren gitu. Yang pinternya berwibawa bukan pinter yang aneh gitu. Eh? Ngerti ndak? Ya gitu lah pokoknya..

Oke, capek.
Segitu dulu. Insya Allah nanti kita lanjut lagi yes.


Bye!
Wassalamualaikum

 

3 comments :

  1. Untuk yang ingin mencoba mengadu nasib sebagai pedagang kecil, merantau disangatta apa masih terbuka lebar?
    Misal jualan makanan keliling atau apa saja yg sekala & pemodal kecil

    ReplyDelete
    Replies
    1. Masih sepertinya kak. Justru Sangatta isinya sebagian besar pendatang dan kebanyakan pekerja tambang. Peluang jualan makanan sepertinya terbuka lebar. Terutama di tempat-tempat umum seperti di Town Hall dan Bukit Pelangi.

      Delete

Maaf, wanita cantik yang anda hubungi sedang berada di luar jangkauan. Silakan tinggalkan pesan anda. Atau kirimkan pulsa ke nomor baru saya. Jangan ditelepon. Saya sedang di rumah pak polisi. Terima kasih :)